Perpustakaan PUSDAI JABAR

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of RENUNGAN SEORANG PEMUDA MUSLIM DI TENGAH KEMURUNGAN

Text

RENUNGAN SEORANG PEMUDA MUSLIM DI TENGAH KEMURUNGAN

Ismail F alatas - Nama Orang;

Koran Republika Kamis, 15 September 2005 Oleh : Prof. Azyumardi Azra Ini adalah potret anak muda, yang dalam bahasanya sendiri, ''di tengah kemurungan''. Hampir seusia dengan putra saya, Raushanfikr Usada, anak muda bernama lengkap Ismail Fajrie Alatas yang biasa dipanggil Ajie itu murung melihat berbagai perkembangan dan gejala kehidupan yang dalam perspektif dia tak menguntungkan Islam dan kaum Muslimin. Lahir di Semarang pada 1983, Ajie sejak 1998 merantau ke Melbourne, Australia, untuk melanjutkan pendidikan SMA di King Khalid Islamic College. Lalu, sejak 2001 menempuh pendidikan lanjutan di Jurusan Sejarah, Universitas Melbourne, dan meraih gelar BA honours (summa cum laude). Saya mengenal anak muda ini secara lebih dekat ketika saya dan istri menjalankan ibadah haji pada musim haji lalu (2005). Menyampaikan makalah dalam seminar tentang ''Peranan Makkah Sebagai Ibu Kota Peradaban Islam'', Ajie mendekati saya dan mengingatkan saya tentang kehadiran dia dalam seminar tentang peranan orang-orang Yaman, atau khususnya orang-orang yang berasal dari kawasan Hadhramawt, dalam penyebaran Islam di nusantara, di Hotel Sahid Jakarta pada tahun sebelumnya. Sejak pertemuan di Makkah itu, Ajie banyak bercerita tentang apa saja, baik di Jakarta ketika ia mudik atau di Melbourne ketika saya berkesempatan ke sana. Sepanjang bermukim di Australia, Ajie tidak hanya belajar, tetapi juga mengamati banyak hal; mulai dari kehidupan Australia umumnya sampai kepada Islam dan kaum Muslimin di Benua Kanguru. Atau, mengkaji berbagai wacana sejak dari sub-altern history, post-colonialist Muslim history, diaspora komunitas Hadhrami di berbagai tempat dunia, sampai kepada pemikiran tasawuf yang rumit dan praktik tarekat. Sebagian hasil pengamatan, pengalaman, dan kajian wacana itu dituliskannya dalam bukunya, Renungan Seorang Pemuda Muslim di Tengah Kemurungan (Bandung: Mizan, 2005). Karya ini mengungkapkan sejumlah kegundahan dan kemurungannya yang mendalam terhadap berbagai hal. Salah satu kemurungan Ajie itu berkenaan dengan kehidupan kaum Muslim pendatang di Australia khususnya, yang sejak peristiwa tragis di Amerika Serikat pada 11 September 2001 terlihat semakin sulit. Pengeboman yang terjadi selanjutnya di Bali (2002), Marriott (2003), Madrid (2004), dan bisa saya tambahkan London (2005), membuat umat Islam --khususnya di AS, Eropa, dan Australia-- kian tersudutkan. Berefleksi terhadap kenestapaan kaum Muslimin itu, Ajie menyatakan rasa ibanya atas mayoritas terbesar umat Islam di negara-negara Barat --seperti Spanyol dan tentu saja juga AS dan Inggris-- yang tidak tahu-menahu tentang terorisme, namun kemudian terpaksa menjadi korban kebencian masyarakat di mana mereka berimigrasi dan menetap. Pertanyaan yang selalu mengganggu Ajie, antara lain, adalah; bagaimana orang dapat berlaku demikian [meledakkan bom bunuh diri] di sebuah negara yang telah menerimanya dengan baik? Mencoba menjawab pertanyaan yang tidak mudah ini, Ajie mengemukakan pengalamannya sendiri menjadi residen di Australia. Menurut dia, selama ini dia merasa aman-aman saja, walaupun terkadang ada oknum-oknum [orang kulit putih Australia] yang mempraktikkan rasialisme terhadapnya. Namun, sebagian besar masyarakat Australia tidak semacam itu. Justru, menurut Ajie, rasialisme yang terlembaga terdapat di berbagai negara Islam, atau negara Muslim. Dalam pengamatannya, banyak imigran Muslim yang dikenalnya, walau sudah ditolong Pemerintah Australia, namun tetap saja membenci negara ini. Ajie menulis, ''Mereka tetap melihat Australia sebagai 'lambang kekafiran' yang harus diubah atau dihancurkan. Banyak dari mereka, dan hal ini aku dengar sendiri, menginginkan suatu bencana terjadi pada negara ini. Bisikan-bisikan semacam ini membuatku sedikit bingung; bukankah pemikiran semacam ini merupakan sebuah tanda 'tidak tahu terima kasih', yang sesungguhnya sangat bertolak belakang dengan norma-norma Islam.'' Gejala yang diamati Ajie tidaklah baru. Ulama besar Yusuf Qardhawi yang dikutip Ajie dalam bukunya Islamic Awakening between Rejection and Extremism (New Delhi: IIIT, 1990), menyatakan kekagetannya ketika menemukan adanya kalangan pemuda Islam di AS dan Kanada yang sibuk dengan ''majelis ilmu'' yang mengajarkan sikap ekstrem dan anti terhadap negara di mana mereka bermukim. Banyak di antara mereka ini adalah orang-orang yang terpaksa hijrah dari negeri asal mereka; kemarahan mereka kepada rezim dan negara asal mereka, juga mereka bawa ke negeri baru. Kemarahan, ekstremisme, dan sikap tidak berterima kasih. Inilah sikap yang harus dijauhi kaum Muslimin. Menyimak ceramah Ajie tentang ''hujjat al Islam'' Imam al-Ghazali dalam rauhah --istilah komunitas Hadhrami untuk menyebut ''pengajian agama''-- belum lama ini di rumahnya di Melbourne, saya tercenung; betapa banyak di antara kita yang ujung-ujungnya merugikan Islam dan kaum Muslimin secara keseluruhan karena kemarahan, kekalapan, dan kekerasan yang tak terkendali.


Ketersediaan

Tidak ada salinan data

Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
813 ALA r
Penerbit
: Refleksi Masyarakat Baru.,
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
979-3603-43-7
Klasifikasi
813
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
-
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Komentar

Anda harus login sebelum memberikan komentar

Perpustakaan PUSDAI JABAR
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

Perpustakaan Masjid PUSDAI Jawa Barat merupakan pusat informasi Islam yang mendukung program PUSDAI sebagai Centre of Excellence dalam nilai keislaman, pendidikan, dan budaya. Menyediakan koleksi literatur Islam dan umum yang lengkap dan mudah diakses. Dilengkapi dengan Galeri Mushaf Al-Qur’an Sundawi, mushaf tulisan tangan bermotif batik khas Jawa Barat.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik